Senin, 07 Juli 2014

[Book Review] THE NAKED TRAVELER: Catatan Gokil Seorang Trinity

Judul: The Naked Traveler 1
Penulis: Trinity
Penerbit: c | Publishing (Bentang Pustaka)
Tahun Terbit: Januari 2012 (Cetakan ke-21)
Tebal: 282 Halaman
ISBN: 978-979-24-3963-6
Harga: Rp 44.500,-
Bintang: ★★★★


Teori-teorian bodoh yang saya simpulkan sendiri dari hasil pengamatan selama traveling adalah semakin jauh letak suatu negara khatulistiwa, semakin cepat orang di negara tersebut berjalan. Logikanya, semakin jauh dari kahtulistiwa maka negara tersebut pasti dingin sehingga orang akan berjalan lebih cepat supaya tidak kedinginan. Perhatikan orang Indonesia, mana ada orang yang berjalan cepat?”

Ada banyak kisah menarik yang dituturkan dengan gaya bahasa yang santai dan ringan oleh Trinity dalam buku ini. Lucu, sedih, mendebarkan, bahkan menyebalkan. Semua itu menjadi bumbu sedap dalam pengalamannya menjadi ‘Backpacker’ yang melanglang buana ke berbagai tempat, baik di dalam maupun diluar negeri.

Membaca buku ini, kita akan memperoleh bermacam informasi tentang kebudayaan berbagai bangsa yang unik, tempat-tempat yang "harus" dikunjungi atau dihindari, serta tips dan trik saat travelling ke sebuah negeri. Pada akhirnya, setelah menutup buku ini, bisa jadi kita semakin mencintai negeri sendiri.
Happy Traveling!

 (^^)

Saya masih benar-benar ingat, momen ketika memutuskan membeli buku ini. Sekitar pertengahan tahun lalu, sebelum saya menceburkan diri dalam sebuah petualangan nekat –kalau tidak dibilang gila– mengelilingi Pulau Jawa seorang diri dengan bermodal minim. Niatan awalnya hanya sekedar membeli untuk menemani perjalanan. Karena saya kira dengan membeli karya Trinity ini, semangat traveling saya dapat terus terjaga. Secara, membaca kisah-kisah petualangan dari para senior backpacker, kan bisa memicu semangat untuk melakukan hal-hal yang serupa. Eh, ternyata hingga perjalanan usai, saya masih belum kelar menamatkannya. Bahkan, hingga setahun kemudian saya juga tetap belum selesai membaca. Keberadaannya sering tergantikan seiring bertambahnya tinggi timbunan saya. Hingga, beberapa hari yang lalu saya mengambil kembali buku ini, dan bertekad harus merampungkannya apapun yang terjadi *ngencangin ikat kepala*. Alhamdulillah, selang 3 hari kemudian tujuan itu tercapai. Menimbulkan sedikit penyesalan dalam diri saya, ‘Kok gak dari dulu saya tamatin buku ini?’. Tapi udahlah, saya tetap senang kok pada akhirnya masih bisa merampungkan bacaan satu ini (meski telat…x_x)

Selera humor Trinity yang dituangkan dalam tulisan buku ini menimbulkan sensasi menarik diantara setiap kisah petualangannya. Sama sekali tak terkesan menggurui. Bagi saya, Trinity hanya sekedar ingin sharing pengalaman dengan para pembacanya. Berbagi cerita-cerita menarik saat bersua dengan orang-orang dan kebudayaan asing. Tak jarang membuat saya ngakak gak karuan di tengah-tengah asyik membaca. 

Dalam The Naked Traveler 1, Trinity memutuskan untuk bercerita secara random pengalaman-pengalamanya ketika melanglang buana ke belahan dunia bumi lain. Tidak lantas terfokus dengan  beberapa negara yang dilewatinya dalam satu kurun waktu saja. Mungkin salah satu penyebanya karena penulis telah melakukan begitu banyak traveling berdurasi singkat dalam waktu berpuluh-puluh tahun. Terlalu sulit bukan untuk mengumpulkan ingatan mengenai pengalaman unik bertahun-tahun lalu? Dan menurut saya, pemilihan gaya seperti itu menyimpan beberapa kelebihan. Seperti, cerita-cerita yang dipublikasikan pastinya merupakan yang terbaik, terunik, terlucu, dan tidak terlupakan. Sehingga benak pembaca tak perlu direcoki dengan pengalaman-pengalaman mainstream nan membosankan. 

Buku ini juga banyak menampilkan tips & tricks handal seputar dunia traveling bagi para pembacanya. Pastinya bermanfaat mengingat dalam backpacker pengalaman dan intuisi adalah segalanya. Setidaknya, tips & tricks dari Trinity ini dapat membantu kita agar tak terjerumus ke lubang permasalahan yang sama, sekaligus meminimalisir kekagetan kita saat menemui hal-hal serupa.

Saya akui jika buku berisi petualangan Trinity ini memang luar biasa menarik. Tapi masih ada beberapa kekurangan yang menjadi catatan tersendiri bagi saya. Setelah kelar membaca, saya lantas bertanya-tanya apa tujuan sebenarnya dari seorang Trinity ketika memutuskan bertualang ke suatu tempat. Sekedar having fun semata? Atau mengamati kehidupan masyarakat luar Jakarta? Atau apa? Karena yang saya dapatkan setelah menutup buku ini hanyalah cerita-cerita unik seputar perjalanannya. Memang menghibur. Memang lucu. Namun tidak ada pelajaran-pelajaran moral yang akan menambah pemahaman kita akan hakikat traveling itu sendiri. Tidak ada hikmah yang akan merubah cara pandang kita terhadap negara ini. Tidak ada pesan-pesan pembaharuan yang cukup bagus untuk diterapkan bersama demi kemajuan bangsa kita. Bahasa sederhananya: kurang filosofis, kurang mendalami makna perjalanan yang dilalui.

Selain itu, saya juga kurang sependapat dengan beberapa perilaku Trinity. Salah satu contoh ialah kebiasaannya merokok. Bukan karena dia wanita, karena percayalah, saya benci mati dengan semua perokok baik laki-laki maupun perempuan. Merokok jelas membahayakan kesehatan, dan saya kurang setuju apabila Trinity lantas mengumbar –secara tidak langsung juga menyarankan– hobi merokonya tersebut di hadapan para pembaca. Contoh lain yang saya kurang sependapat ialah kebiasaan-kebiasaan hedonis sang penulis seperti nongkrong di pub, club, diskotek, –atau apalah namanya–, lantas bermabuk-mabukkan hingga dini hari. Bagi saya perbuatan tersebut termasuk menghambur-hamburkan uang secara berlebihan. Rasanya lebih bijak apabila menggunakannya untuk kegiatan-kegiatan sosial atau kebaikan-kebaikan bermanfaat lainnya.

Terlepas dari itu semua, saya tetap salut kok dengan keberadaan buku ini. Saya salut dengan keberanian Trinity sebagai solo traveler dalam menjelajahi berbagai negara. Lebih-lebih ketika mengingat dirinya merupakan seorang perempuan. At last, buku ini saya rekomendasikan kepada teman-teman yang sedang atau hendak menempuh perjalanan sebagai tambahan motivator semangat. Juga turut saya rekomendasikan kepada orang-orang yang ingin mengenal lebih jauh aroma-aroma petualangan dalam dunia traveling. Tertarik membaca, gak?^^ 

0 komentar:

Posting Komentar