Kamis, 03 Juli 2014

[Book Review] PACARKU JUNIORKU

Judul: Pacarku Juniorku
Penulis: Valleria Verawati
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: Agustus 2007
Tebal: 208 Halaman
ISBN:979-22-3153-6
 Harga: Rp 29.000,-
Bintang: ★★★


 Jika seseorang yang Oom percaya dan cintai mengkhianati Oom, apa yang akan Oom lakukan?”
“Tentu saja Oom akan marah,” jawab Oom Frans. “Tapi dalam cinta selalu ada maaf yang tiada batasnya. Dan itu pula yang akan Oom lakukan.” (Hal 84)

Galak, judes, ceplas-ceplos, tapi bisa jadi Ketua OSIS. Itulah Bia. Di tahun ketiganya di SMA Constantine 4 dia bertemu dengan Juventus Egi, siswa baru yang kebetulan di-MOS-i oleh Bia dan teman-temannya. Di pertemuan-pertemuan awal, Bia udah benci setengah ampun dengan anak ini. Satu, karena Egi itu unik sekaligus aneh. Dua, dia memiliki kecenderungan untuk melawan perintah seniornya. Tiga, tampang innocent-nya yang bikin orang-orang di sekelilingnya ngakak gak karuan pas ngliatnya. Empat, dan ini yang paling buat Bia kesal, ialah karena Egi berani mengutarakan cintanya kepada sang Ketua OSIS di hadapan seluruh penghuni sekolah! Bukan cuma sekali, tapi berkali-kali!  

Padahal, Bia itu anti banget dengan yang namanya cowok. Buat dia, semua cowok itu gak punya komitmen yang pantas. Habis sepah manis dibuang. Bosan di satu tempat, tinggal minggat begitu aja. Pengalaman Ibunya yang pernah ditelantarkan suaminya –sekaligus bapak Bia- membuat Bia paham betul dengan sifat bejat laki-laki. 

Tau-tau si Egi nongol dalam kehidupan damai Bia! Meski udah ditolak berkali-kali dengan penuh judes, si doi tetap aja gak menyerah. Egi tetap yakin, bahwa suatu saat nanti dia akan mampu meluruhkan hati Bia. Hadeh, emang urat sabar tuh anak setebal apa sih?

(^^)

Ini novel pertama yang berhasil saya tamatkan dalam kurun waktu 1,5 jam. Sungguh! Merelakan waktu tidur alias begadang hingga jauh melewati pertengahan malam. Walau saya akui, bila keesokan harinya saya harus recovery selama 3 jam lebih, -_-. (*tepok jidat)

Gaya bercerita yang super teen-lit memudahkan saya dalam mencerna seluruh alur yang dihadirkan penulis (*secara, saya kan masih termasuk kawula brondong muda, gitu^^). Juga ada rasa humor yang begitu khas menghiasi di tiap lembaran bukunya. Bukan cuma muncul dari penggambaran penulis saja, namun juga berasal dari karakter tiap lakon yang terkesan ‘antik’. Egi dengan tampang blo’on-nya, celetukan-celetukan ringan Yuki, berikut kejudesan Bia saat berurusan dengan segala hal terkait Egi. Jadi bikin saya sering ketawa ngakak pas asyik-asyiknya baca. Padahal lagi tengah malam, tuh. Hahaha (bukan, saya bukan orang gilaaaa…-_-)

Kalau boleh, saya ingin menyuarakan dukungan untuk kejudesan Bia terhadap tindak-tanduk Egi yang saya nilai terlalu berlebihan. Bayangin aja si Egi bikin pertunjukan dangdut di lapangan sekolah, dengan ber-panggung-kan sebuah meja, ber-mik-an TOA, dan ditonton seisi sekolahan. Di akhir momen, dia lantas berlutut di hadapan Bia –tentunya masih disaksikan anak-anak dari kelas X hingga XII- meminta kesediaannya untuk menjadi pacar Egi. Iiiih, sontak aja Bia merasa jijik dengan itu semua. Termasuk saya yang membacanya. Mungkin karena saya bukan tipe-tipe orang yang terlalu romatis, sih. Menurut saya, masih ada beribu cara lain yang tentunya lebih elegan dalam melarutkan hati seorang wanita. Itu saya, lhooo…^^

Meskipun judulnya adalah Pacarku Juniorku, namun saya menangkap kesan jika cerita dalam novel ini tak hanya terfokus pada kisah cinta antara Bia dan Egi saja. Bahkan kalau dihitung-hitung, porsi keseluruhan cerita mengenai hal tersebut hanya 50-60% lah. Emosi pembaca akan lebih banyak diaduk-aduk saat melewati bagian dimana kehidupan keluarga Bia dibahas. Betapa ternyata kebencian Bia terhadap semua spesies laki-laki berawal dari trauma masa kecilnya saat ditinggal sang Papa, meninggalkan dia dan Ibunya, dan menyisakan gelar ‘Anak Haram’ hingga Bia dewasa sekalipun. Pokoknya, disitu rasa kepedulian kita terhadap anak-anak seperti Bia bakal tumbuh tanpa bisa ditahan, deh!

Novel ini saya rekomendasikan bagi mereka yang merasa jenuh terhadap kehidupan SMA-nya yang biasa-biasa saja, atau kepada mereka yang baru saja mengalami gangguan hubungan cinta, tanpa perlu merasa pusing dengan alur cerita buku yang dibaca. Saya jamin, ringan dan menghibur, kok!

0 komentar:

Posting Komentar